Nero
berjalan agak terpincang, kakinya yang kanan kena lempar anak dari rumah di
ujung gang yang tadi dilewatinya. “ Hem, perih juga luka lecet ini..” batin
Nero dan berhenti sebentar untuk menjilati lukanya. “ Ah semoga saja luka ini
besok bisa mengering...”
“ Kakimu
terluka ya?,” sebuah sapaan mengejutkan Nero. Bukan sapaannya, tapi yang meyapanya
itulah yang membuatnya terkejut.
“ Kok
kamu seperti melihat hantu gitu sih?!”
“ Gak
nyangka saja ada anjing mau menyapa aku?”
jawab Nero jujur.
“ Aku
belum pernah melihatmu di sekitar komplek sini... “.
Dengan
agak ragu Nero bersijingkat mendekat, bukan sok berani tapi karena si anjing terikat
jadi kemungkinan akan di serang bisa dia
abaikan.
“ Panggil
saja aku Caesar....” Anjing berbulu coklat keemasan dan terawat bersih itu
memperkenalkan dirinya, dengan nada bersahabat. Agaknya dia bisa membaca
kecurigaan yang berkilatan di bola mata Nero.
“
Orang sering mneyebutku kucing buduk, tapi dulu ada anak yang memberiku nama
Nero. Aku suka dengan nama itu...kalau kamu mau memanggilku dengan nama itu
tentu aku akan senang banget....”
Demikianlah
awal perkenalan Nero si kucing tak bertuan dengan Caesar anjing penjaga rumah
yang kehidupannya serba terjamin. Sebuah persahabatan tak lazim pun terjalin
dan bergulir, seperti halnya perbedaan kehidupan mereka yang serba kontras.
“
Kadang aku iri dengan kenyaman hidupmu kawan..” tutur Nero suatu malam, saat
dia mengunjungi sahabatnya itu dengan tubuh basah kuyup. Agaknya dia baru saja
di guyur air saat mengais tong sampah mencari-cari sisa makanan untuk dimakan.
“
Justru aku yang iri dengan kebebasan hidupmu sobat, kamu bebas pergi kemana
saja sehingga bisa melihat banyak hal di luar sana..”
Nero
tercekat, dia sangat tak menyangka jika sahabatnya itu justru menghayalkan
kehiudpan indah yang dilakoninya. Padahal selama ini dia selalu membayangkan
jika Caesar tentu hidup bahagia. Betapa tidak, sehari-hari makan dan minum
terjamin, tempat tinggal yang hangat tersedia untuknya dan secara rutin
mendapatkan perawatan istimewa dari tuan rumahnya.
“
Padahal setiap hari aku harus ke sana-kemari mencari makan? Harus berburu tikus
jika tak ada makanan sisa yg aku peroleh. Jika malam atau hujan, aku harus
berpindah-pindah tempat sampai tak ada lagi yang mengusirku...itu yang kamu bayangkan?”
tanya Nero dengan mendetailkan carut-marut hidupnya.
“
Hemm..iya juga sih, kita tak bisa mendapatkan semua yang kita inginkan “ jawab
Caesar luruh.
“Gini saja, secara rutin aku akan mengunjungmu dan akan aku
ceritakan apa saja yang aku temui padamu..karena kita tak mungkin bertukar
tempat kan?” tawar Nero tulus.
Wajah
caesar pun semburat gembira, mendengar kesanggupan yang diucapkan sahabatnya barusan.
Seakan Nero tahu apa isi hatinya sehingga tanpa diminta dia menawarkan untuk
berbagi cerita dan pengalamannya. Sejak
saat itu, Nero pun rutin mengunjungi Caesar saat rumah majikannya sudah sepi. Berbagai
hal yang dialaminya, dilihat dan ditemuinya diceritakan pada Caesar. Kadang
saking asyiknya mendengar cerita Nero sampai membuat Caesar tertidur. Hingga
suatu hari Nero tak bisa mengunjungi sahabatnya karena dia terlalu jauh
meninggalkan kompleks dimana Caesar tinggal. Nero terbawa truck sampah dan baru
5 hari kemudian berhasil menemukan jalan menuju komplek perumahan dimana Caesar
menjadi penunggu rumah nan megah.
Sesampai
di rumah itu, Nero tidak menemukan caesar. Kandangnya kosong! Berbagai pikiran
melesat dalam pikirannya: apakah caesar sudah dijual? Atau juragannya pindah
tempat? Atau...atau...apakah...kenapa...terlalu banyak pertanyaan tapi Nero tak
tahu jawabannya. Ia berkeliling rumah beberapa kali namun tetap tak keliatan
tanda-tanda keberadaan sahabatnya di rumah itu. Sampai dia kecapekan dan
tertidur di dekat kandang Caesar. Hingga esok harinya Nero terjaga.
“
Hei...pushie?” elusan tangan halus membelai bulu-bulu Nero. Dia menggeliat
bangun dan melihat sesosok gadis belia sedang duduk di dekatnya.
“
Kamu temannya Caesar kan? Aku tahu kalian bersahabat dan setiap malam kamu
datang menemui caesar..” Nero segera mengambil sikap siaga.
“ Tak
usah takut, aku tak akan mengikatmu seperti Caesar kok..” ucap gadis itu dengan
wajah tulusnya. “ Ah seandainya aku bisa bicara denganmu, aku ingin mendengar
banyak tentang kisah persabatan kalian yang mengagumkan...kucing dan anjing
yang berteman karib merupakan hal yang langka”
Nero
masih tak beranjak dari tempatnya, dia masih berharap ada suara Caesar yang
menyapanya. Berharap Caesar masih tertidur di tempat yang berbeda dari
biasanya.
“ Kamu
ingin ketemu caesar kan? Ikutlah denganku...” gadis itu berdiri dan melangkah
ke halaman belakang. Dengan ragu-ragu, Nero mengikuti langkah gadis itu. Meski
tak mengerti apa yang diucapkan, tapi dia menduga gadis itu akan membawanya
menemui caesar. Instingnya mengatakan demikian dan dia yakin banget.
Di
samping sebuah gundukan gadis itu berhenti, duduk dan memegang papan yang
tertancap disitu. “ Caesar tewas terbunuh saat ada pencuri yang hendak menjarah
rumah. Sebuah tusukan pisau membungkam suara caesar yang berusaha membangunkan
kami..” ucap gadis itu dengan suara serak dan mata berlinang air mata.
Nero
yang tak mengerti sepatah katapun kalimatnya, berusaha membaca pemandangan yang
terpampang di hadapannya. Gundukan tanah dan sebatang papan bertulisakan
sebaris huruf serta pigura bergambar wajah gagah caesar dengan bulu coklatnya
yang mengkilap. Itu sudah memberikan jawaban yang sangat jelas bagi Nero.
Ada
sesayat pedih menyapa hatinya, ada gema kesedihan mengalun di rongga
dadanya...Caesar meninggal! Sahabat terbaiknya sudah tak bisa lagi di temui,
tak ada lagi teman yang setia mendengarkan ceritanya...tak akan ada lagi anjing
ramah yang menantikan kehadiranya. Tak hanya hidup terikat yang harus dijalani
caesar, tapi juga haknya untuk bisa mempertahankan diri tak bisa dia peroleh
saat ancaman maut menghampirinya.
“ Selamat
menikmati kemerdekaanmu kawan, kini engkau telah bebas. Terima kasih sudah
menyapaku saat itu hingga kita bisa berteman...” ucap Nero sebelum beranjak
meninggalkan makam sahabatnya.
“Persahabatan yang tulus bisa terjalin
tanpa melihat perbedaan.
Sahabat bisa ditemukan dari arah manapun dan
melaui berbagai cara serta jalan.
True friendship will never die”
Nero dan Caesar ini
diikutkan pada
Giveaway Persahabatan NF
:( coba kalo caesar ga di iket dia pasti bisa nerjang maling atau paling tidak mengelak, nero jadi ga punya temen lagi deh huhu kesian..
ReplyDeletebtw baru mampir nih ke blognya mba ririe yang ini, abis baru tahu sih hehe
okay segera dicateett, makasih fabelnya :)
'xoxo'
Hehehee...maaf, ceritanya gak umum. Terima kasih sudah dicatet fabelnya..
Deletemaaf mbk riri baru mampir :D
Deleteah perbedaan,selalu ada pada persahabatan...
@ HM Zwan: Gpp kok Mbak, any time mampir. Kan kesibukan di off line juga harus diutamakan..
Deletehalo teman... kita berbeda tapi tak perlu dibedain kali ya?
ReplyDeleteIyap...berteman bisa mengabaikan perbedaan:)
DeletePerbedaan akan selalu ada, dan biarlah perbedaan itu tetap ada. Justru dengan perbedaan itu lah kita bisa menyamakan persepsi. Wah Caesar bisa nangkep maling dah tuh kalaw nda diiket hehehehhee
ReplyDeleteHeheheh...ceritanya ndak umum ya pak. Maksudnya sih hanya ingin menyampikan bahwa persahabatan itu tdk mgk akan selalu konvergen
Deletengeblog juga kaya Nero bisa berbagi cerita untuk saling bertukar pengalaman
ReplyDeletehehehee..karena yg Nero bisa pergi kemana-mana jd bisa berbagi cerita sama Caesar ya pak:)
Deletekarena perbedaan itu seharus nya kita bisa saling melengkapi
ReplyDeletewewww share yang sangat bermanfaat sobat,walu mungkin udah banyak artikel artikel yang inti nya sama ,namun tulisan ini mengusung cerita yang menghibur banget,,,,
Hhehehee..ma kasiihhh, makin semanagt neh nulisnys:)
Deletesahabat adalah harta yang tak ternilai
ReplyDeletedan true friend never die:)
DeleteWah bagus bangetn :D
ReplyDeletecomment back yaa ^^
keren keren.....aku suka nih, hmmmmm nero itu beneran ada ya...?
ReplyDeletegambar kucingnya lucu bgt ya...hehehe
flashback ya : http://lunaticmonster.wordpress.com/