Aku termasuk salah satu yang baru tahu tentang rumah penuh cinta yang didedikasikan special untuk hewan piaraan yang bernama marubunnytown. Dari blogwalking ke blog teman-teman, dan membaca postingan yang ditujukan untuk ulang tahun kedua maru bunny town sehingga membawaku singgah dirumah penuh kasih sayang untuk semua jenis hewan piaraan. Sebuah blog yang digawangi oleh satu keluarga yang penyayang binatang segenap ketulusan hati. Mbak Sary bersama sang suami dan buah hatinya: Asyiah, Ashira, dan Moses, mereka menjadi tim yang solid dalam menghadirkan marubunnytown.
Bukan hal mudah dan aku yakin tak semua orang sanggup menyediakan ruang dalam bilik perasaannya untuk berbagi dengan binatang dalam kehidupan sehari-hari. Butuh kelembutan hati, jiwa belas kasih, ketekunan dan kesabaran pada level di atas rata-rata untuk bisa menyayangi binatang dengan tulus. Namun Mbak Sary dan segenap keluarganya mampu memberikan pembuktian untuk hidup berdampingan dengan mesra bersama mini zoo-nya. Jadi tak hanya menyajikan detail tentang perawatan dan perhatian pada binatang dalam paparan tulisan, namun juga men’download’nya dalam interaktif dunia nyata di rumah mereka.
Induk penyu kembali ke laut [setelah bertelur] |
Secara umum, memang banyak masyarakat kita yang punya hewan piaraan tapi masih dengan economic oriented. Contoh nyata dan paling dekat denganku saja, adalah keluargaku. Memelihara binatang merupakan hal yang sudah biasa kami lakukan bahkan sejak sebelum diriku terbentuk menjadi embrio. Tapi seperti aku sebutkan bahwa orientasinya adalah memelihara binatang dengan tujuan komersial. Pernah memelihara kerbau dan sapi [tidak bersamaan], sebagai asisten nggarap sawah juga untuk diperanakkan kemudian dijual. Memelihara dan mengembangbiakkan kambing dan ayam juga demikian, untuk tujuan komersil. Pernah juga memelihara merpati, awalnya karena kakak-kakakku suka saja..tapi ketika berkembang biak jadi banyak dan ada yang tertarik membeli, kemudian dijual juga merpatinya.
Tapi ada juga hewan piaraan kami yang tidak economic oriented, salah satunya yaitu kucing [pernah juga memelihara marmut ~ sejenis kelinci dengan ukuran tubuh yang lebih mungil]. Kucinglah yang setia dipelihara [tanpa tujuan komersial] di rumah kami hingga sekarang. Diantara kami ber-9, kakakku yang akrab aku panggil Cak To yang paling sayang dengan kucing. Dialah yang suka mandiin kucing, membersihkan kutu-kutunya, mengajak bermain dan bahkan tidur pun dikeloni. Dan kucing kami yang paling lama menjadi bagian dari keluarga kami biasa dipanggil dengan si pushi, kucing jantan dengan bulu abu-abu dan putih tapi dominan warna abu-abu gelapnya. Bukan jenis kucing yang mahal, dia kucing kampung biasa dan berjeni kelamin jantan. Kami memperolehnya juga dikasih oleh tetangga.
Tukik [anak penyu] menuju laut lepas setelah ditetaskan |
Binatang juga punya perasaan dan kepekaannya bisa dilatih, saya yakin hal itu dan demikianlah si pushi kami. Jika dia meong-meong minta makan, kami sering ngomongin tunggu sebentar dan detik berikutnya dia seolah paham dan menunggu makanannya siap. Atau saat dia naik ke meja, kami bilangin jangan naik meja..pushi pun turun. Oia, pushi gak suka makan tikus meski dia pandai berburu tikus. Kalau dapat tikus, hanya dipakai mainan dan dibiarkan mati dalam kondisi utuh. Tapi Sayang si pushi meninggal 2 tahun lalu. Suatu malam ibuku mendapati pushi pulang dengan tubuh terluka sepertinya habis berantem dengan kucing jantan lainnya. Dan sekitar jam 3 dini hari, saat ibuku bangun untuk sholat si pushi sudah tak bernafas dengan posisi tubuhnya membujur ke arah utara.
Tapi syukurlah sekarang di rumah sudah dapat gantinya pushi, warnanya hitam dan ekornya panjang. Ibuku sempat nylethuk gak suka dengan ekornya yang panjang tapi itu tak mengurangi niat untuk memelihara kucing baru tersebut. Sewaktu mudik beberapa bulan lalu sempat iseng – iseng aku foto, tapi sayang filenya hilang. Jadi tidak bisa menampilkan wajah kucing kami dalam postingan special edition ulang tahun kedua maru bunny town ini. Semoga tidak mengurangi kesemarakan ulang tahun marubunnytown yang kedua.
Met Ultah yang kedua untuk Maru Bunny Town,
semoga sukses selalu buat Maru Bunny Family
dan semakin banyak orang yang perduli pada binatang
Note:
Maaf jika gambarnya "tidak match" dengan cerita dalam postingan. Foto Penyu ini saya ambil sewktu mengunjungi konservasi penyu di Sukamade. Penyu merupakan salah satu binatang langka [purba] yang butuh perhatian dari kita semua agar populasinya tetap bisa lestari.
waow ini blog anyar dari mbak Ririe ya, tak kalah bagus dengan yg satunya dan juga ulasannya menarik, selamat untuk yg baru da selamt juga untuk marubunnytown
ReplyDeletetrims
Aslinya malah blog yg paling lebih dulu "lahiir", tapi pada perkembangannya Kidung kinanthi yg lebih dulu menemukan iramanya..
DeleteSaya kok jijik sama kucing ya mbak, soale dulu pernah piara terus tiba2 penyakiten kulit. AKhirnya dibuang terus ndak pernah piara lagi. Tapi kucing tetangga sering main ke rumah buat cari tikus hehe
ReplyDeleteKalu kucing tetangga ke rumah gak di usir kan Mbak? hehehe
Deletehahaha kok ampe detail sampeyan mbak Rie dengan posisi tubuh kucinge yang udah tewas.. bakat jadi detektif pembunuhan nih hehehe
ReplyDeletesukses Giveawaynya yo mbak
Weeee...yg cerita kan My MOm, saya gak tahu pas meninggalnya. WAktu pulang di ceritain saja..
DeleteHuaah kucing eneh, ada 9 mbak kok banyak banget toh gag rame gitu rumahnya :D
ReplyDeleteItuh isi nya cerita kucing dan pusing, gambarnya penyu2 sempat tertipu tampilannya kalau gag baca, ahahahha :D
Huaaa....yg 9 itu sodaraku neng, bukan jumlah kucingnya.
DeleteLha gambar kucingnya ilang, jd pakai gambar binatang yg ada saja: Penyu dan Tukik
Mbak, sy kira mau cerita ttg penyu. Tapi gambarnya udah bercerita juga, hiks...terharu lihat si penyu-penyu yang berhasil hidup bebas :)
ReplyDeletebtw...nama kucing sy waktu SD juga Pusi, ekornya panjaaang, dan nurut perinta. :)
Kalau cerita ttg penyunya sdh ada di Kidung Kinanthi Mbak..
DeleteIya, kalau punya kucing selalu dipanggil pushie soale..hehehe
aku juga penyayang kucing lho Rie... punya beberapa ekor dulu, sayang mereka mati satu persatu... hiks...hiks...
ReplyDeletebtw, sukses untuk giveawaynya yaaaaa.... :)
HAyukkk....miara kucing lagi duk Mbak?
Deletehewan penyu perlu dilestarikan tu
ReplyDeletesipp, termasuk jangan beli telur penyu yang beredar di pasar tuh
DeleteAku baru tau kalau Tukik itu anak penyu, mba. hihih
ReplyDelete#ndeso bangets.
Hahahaha...gpp kok Mbak:)
Deletelain kali cerita juga pengalamannya bersama penyu ya ^_^
ReplyDeleteterimakasih banyak, mohon maaf baru sempat mampir disini.. salam untuk kucingnya ya :))
cerita dengan penyunya sdh terposting beberapa bulan lalu di Blog satunya Mbak:)
DeleteSama binatang saja sayang, gimana sama manusia pasti lebih penyayang lagi..hebat..hebat..:)
ReplyDeleteHappy Blogging